Ini adalah wajah khas Indonesia
Ini adalah foto-foto khas
dari sebuah entitas bernama ‘Indonesia’ dengan segala keunikannya yang
tidak ada bandingannya dengan negara lain di dunia!! Ini adalah
wajah khas Indonesia yang banyak orang tidak menduga dan
membayangkannya. Sebuah suguhan kultural yang menarik dan nikmat
dipandang. Selamat menikmati!!
Kemerdekaan semrawut.
Ini khas Indonesia. Berjualan dimana saja selagi ada tempat. Bahaya?
Nomor tujuh!! Gak ada aturan kok. Selama pemerintah membiarkan dan
tidak menyediakan sarananya berarti boleh, ya gak? gitu aja repot.
Nekad. Naik public transport gimana aja caranya, selama polisi hanya menonton, tidak menegur dan tidak menilangnya. Yang penting sampe. Celaka? Emangnya gue pikirin …
Makanan surga.
Emmh… khas kelezatan Indonesia. Bau tapi merangsang. Teman sejatinya
adalah sambal terasi dan ikan asin. Sebuah artikel ilmiah menjelaskan
puluhan khasiat dari “pemandangan indah” ini. Memang, ciptaan Tuhan
tidak ada yang sia-sia. Orang Sunda meyakininya sebagai “makanan
surga yang turun dari kayangan.” Makan bersama sang primadona ini,
dijamin, nambah nasi 3 kali adalah minimal!!
Kitab suci yang menyedihkan. Al-Qur’an
adalah kitab suci yang paling populer dan paling banyak dibaca
setiap hari oleh miliaran Muslim di seluruh dunia. Ia adalah
firman-firman Tuhan yang agung dan suci. Al-Qyr’an telah merubah
dunia. Tapi, pesantren-pesantren tradisional dan masjid-masjid di
kampung-kampung Indonesia memperlakukannya seperti ini. Masya Allah.
Jadilah ini khas Indonesia. Tapi walaupun butut begini, jejak ini
adalah kenangan manis santri-santri yang kini sukses jadi orang.
Jejak ini juga telah melahirkan banyak ulama besar Indonesia.
Menjemur yang berdaya cipta.
Hanya orang Indonesia yang kreatifnya sampe begini ini. Kepikiriin….
aja. Sayang buahnya masih mentah. Coba sudah mateng apalagi masak.
Agak kuning langsat gitu, pasti buah ini merangsang.
Dunia truk yang khas.
Naah … ini dia khas Indonesia yang lain. Tulisan-tulisan di truk
sangat nikmat dicerna sebagai obat stress. Lihat saja contohnya di
atas: “”Jail ih” (seorang anak menyingkapkan rok tante2 seksi). “Tak
ada waktu untuk mama!”, “Pemburu Janda!” “Begini nasibku.” Yang lucu
yang lain yang pernah saya baca misalnya: “Pulang malu tak pulang rindu,” “Antar istri, jemput pacar,” “Istighfar euy!” (nyindir pasangan yang sedang dilanda syahwat dalam mobil yang ada dibelakang truknya),” “Dirarang meroko sebelum ngopi!”
Hahaha …. Dunia truk sngat menarik dan supir2 truk itu ternyata
kreatif-kreatif juga. Kalimat-kalimat dan lukisan dalam truk adalah
gambaran kehidupan para supir truk yang khas dalam dunianya ….
Pesta rakyat Agustusan. Walaupun
banyak yang mengkritik, peringatan kemerdekaan bangsa kok acaranya
hanya gini-gini aja, kurang bermakna. Biarin aja! Jaman kolonial kita
gak bisa beginian. Gawat, bisa di dor sama kumpeni!! Mau?? Jangan
sentimenlah, yang penting rakyat senang. Kapan pemerintah dan pejabat
kita akan menyenangkan rakyat?? Kapan? Ayo jawab?? Gak bisa jawab kan??
Ya iyya laah….. wong mereka cuma mikirin perutnya sendiri.
Duduki dan turunkan!!
Inilah satu-satunya cara kami menghentikan orang yang keasyikan
berkuasa, lupa untuk giliran. Syusyah sih, sudah duduk lupa berdiri.
Emang di negeri Indonesia yang besar ini hanya satu orang saja yang
bisa jadi presiden? Enak aja. Gantian doong …!!! Syukurlah, sekarang sudah jamannya demokrasi.
Gapleh semalaman.
Ini yang gak ada di negara maju yang masyarakatnya sering stress
berat bahkan sampai bunuh diri. Ngapain bunuh diri, ya gak? Sudah
hidup ini cape, bunuh diri lagi. Bodoh amat! Mendingan begini: gapleh
dan begadang semalaman. Yang penting senang! Etos kerja? Tahi
kucing! Kayak gak tahu aja. Di Indonesia, kerja keras banting tulang
juga tetap aja gak ngaruuh …!! Tetap aja miskin. Kemakmuran
ekonomi bukan hak kita, tapi hak segelintir orang yang dilindungi
oknum-oknum pejabat dan hak para koruptor. Kalau orang kayak hidupnya
senang karena kebanyakan duit, kenapa kami rakyat kecil gak boleh?? Jawab euy!!
Hujan-hujanan. Asyiiik… !! Beginilah kami orang kecil di kampung kalau mandi, bebas dan menyatu dengan alam. “We are strong and healthy!! Eh, lu bocah anak orang kaya? Orang gedean? Jangan ngikutin gue … bisa sakit lu! Ntar mami marah!” Pasti banyak orang gedean yang kini jadi pemimpin dan pejabat tinggi, waktu kecilnya di kampung kayak gini … ngaku laah!!
Pesta Liwet.
Nikmaaat …… makan nasi liwet dan berjamaah di atas daun. Lambang
demokrasi, egalitarianisme, keadilan, transparansi, persamaan hak,
kerakyatan, gotong-royong, kebersamaan, kesetaraan dan lain-lain.
Begitu banyak nilai-nilai universal yang terkandung dalam “the great culture of liwet” ini. An unimaginable joy!!cucuk jeung hulu.
Ratu Nyi Roro Kidul.
Yang khas juga dari Indonesia adalah legenda. Kepercayaan pada
legenda itu kuat dan dimana-mana sebagai peninggalan Hindu. Orang
sudah pergi ke bulan, matahari dan planet plotu, kita masih ngurus
legenda. Diperlihara lagi, seperti kamar khusus Ratu Nyi Roro Kidul di
Samudra Beach Hotel No 13 ini, di Palabuhan Ratu Sukabumi. Dalam
foto, suaminya, pemilik blog ini, nampak sedang salaman dengan
istrinya Nyai Sang Ratu yang sedang berbaring tidak kelihatan. Uing tea…!!
Tamu sangat pasti.
Inilah tamu setia dan sangat pasti yang khas datang ke Indonesia
setiap musim hujan. Gak khas gimana, musim kering air surut, musim
hujan pasti…pasti… dan pasti banjir. Gituuuu…. aja terus sepanjang tahun!!
Akibat pembangunan yang tidak terencana, semrawut dan tidak
dikendalikan, begitulah hasilnya. Di negara lain, ada juga dong banjir,
tapi umumnya tidak terduga, misalnya karena badai topan dsb. Tapi
indahnya Indonesia, banjir itu rutin alias selalu always. Tidak oleh badai, tapi oleh kekhasan Indonesia saja. Kalau musim hujan datang, haqqul yakin, pasti
banyak banjir dimana-mana. Jangan tanya pemerintahlah,
kesalahkaprahan pembangunan pemukiman sudah sangat parah. Coba gimana
kita tidak bangga? Hidup Indonesia!!
Pulang… pulang … pulang… !! Ini yang indahnya tiada duanya di muka bumi, yang paling ditunggu-tunggu keluarga Indonesia. Setelah lebaran lalu mudik. Aaakh asyiknya kumpul bersama keluarga…
Mudik tidak ada di negara lain. Apapun dikorbankan demi mudik,
walaupun datang ke kampung tinggal nama alias tewas di perjalanan.
Biarin, yang penting mudik!! Dan lucunya, banyak yang mudik, tapi
jarang puasa Jadi, apa artinya ya??
Macet Parah Bin Rutin. Ini yang membuat jutaan masyarakat Indonesia stress. Hiiyyy…… maceet,
menyebalkan dan sangat menyiksa. Menurut para psikolog, banyak
masyarakat kota Indonesia “sakit jiwa” tanpa disadarinya karena
seringnya disergap oleh kemacetan yang parah ini. Macet ada di negara
lain, tapi di Indonesia sangat parah dengan kesadaran masyarakat yang
rendah di jalan raya, tidak teratur, ingin menang sendiri, saling
serempet, saling potong, saling jegal, berhenti seenaknya, belok
seenaknya. Pokoknya biadab lah. Makanya, hidup tuh sebenarnya enak
dikampung: damai, tenang, segar, udara bersih. Asal sabar jangan ingin
kaya. Tapi yaa, ingin kayak yang belum tentu membuat hidup bahagia
inilah yang didambakan oleh kebanyakan masyarakat kita. Masyarakat kita
lebih mementingkan gengsi sih… Punya mobil kan gengsi dan disebut
“sukses”, biarin ngutang juga, biarin tiap hari macet parah juga, stress
juga, yang penting kata orang hebat, sukses dan kaya. Syusyah ….
Anak jalanan.
Ini juga khas Indonesia, setidaknya saya tidak pernah menemukan atau
nonton di TV luar negeri, anak-anak dibawah umur mengemis di setiap
stopan jalan. Keluarga miskin yang tidak diurus oleh negara
sebagaimana diamanatkan UUD 1945, memanfaatkan anak-anaknya mengemis.
Dinas sosial tidak kelihatan geraknya. Anjal stopan nampaknya adalah
khas Indonesia. Kesulitan bertahan hidup membuat mereka kemana saja
bergerak untuk bisa makan dan banyak dari mereka yang menjadikannya
profesi.
Menu terlezat di dunia. Naahh …. ini dia. Aduh, jadi laper nih… Makan sama sambal terasi dan ikan asin … eemmhh… nikmatnya so pasti,
benar-benar khas Indonesia. Apalagi nasinya panas, makannya di
pinggir sawah, nyoleknya pake lalaban segar dan petai, dan ketika
makan sambil mengingat duit nangkring di rekening ratusan juta, mobil
tujuh, dayang-dayang lima, helikopter dua, pembantu sepuluh, tanah
sekabupaten, waah… dijamin asyik gak ketulungan. Sambal juga ada di negara lain, tapi sambal terasi
yang diulek-ulek dan digoyang-goyang plus ikan asin hanya ada di
Indonesia. Dua sejoli ini terkenal sebagai teman makan dan penggugah
selera paling mantap di dunia …
Makan dengan kerupuk. Pernahkah Anda melihat orang di luar negeri makan always with kerupuk? Kayaknya tidak ada. Tradisi makan yang dihiasi suara “krauuk … krauuk…” ini
benar-benar khas Indonesia. Diluar negeri ada kerupuk, tapi bukan
kerupuk seperti ini yang terbuat dari tepung (aci) gini. Mereka
mengenal juga crakerscrackers mereka itu bukan temannya makan berat tapi sebagai snake atau cemilan. Jadi, makan “krauuk… krauuk” begini
benar-benar khas Indonesia yang tidak ada dimana pun di pelosok muka
bumi ini. Makan dengan kerupuk konon adalah tradisi wajib orang
Jawa. Banyak orang Jawa tidak bisa makan tanpa adanya suara simfoni
indah “krauk … krauuk” dari makhluk yang satu ini. Yu ah kita rame-rame bikin paduan suara orkestra nasional: “krauuk…krauuk… krauuk!!” yang sangat berbeda dengan kerupuk Indonesia. Dan
Dapur yang “full memories.”
Anda sudah kaya? Jangan melupakan warisan nenek moyang kita ini dong.
Inilah kompor khas dan tertua di Indonesia. Di Sunda namanya hawu.
Ada gak ya di negara lain? Mungkin ada tapi bentuk dan modelnya
beda. Bagi saya, ini benar-benar khas Indonesia. Melihat kompor alami
ini mengingatkan kita ke kampung halaman kita di desa, ke rumah
kakek nenek dahulu, ke rumah-rumah orang pedesaan yang nyaman dan
tentram. Rumahnya panggung dan kompornya tungku kayu bakar kayak
gini. Bayangin aja, udara lagi dingin-dinginnya, kita duduk di
depannya yang anget di atas tiker bambu, sambil menunggu bubuy sampeunyedot
kopi panas yang kentel, rokoknya jarum coklat sambil menikmati dendang
lagu-lagu dangdutnya Rhoma Irama dari radio transistor dua band… Aakh indahnya …
Orang kota sekarang pada nyari situasi-situasi alami yang ginian.
Makanya, rumah makan di mana-mana, kembali ke desain alami, yg dekat
dengan alam seperti kita saksikan di banyak tempat, terutama di Jawa
Barat. (singkong bakar) disitu,
Transportasi dunia keempat.
Angkot benar-benar makhluk khas Indonesia. Ciri-cirinya adalah: (1)
Berhenti dan belok semau gue, alias dimana aja, termasuk di bawah
plang “Dilarang Parkir,” (2) orang-orang merokok bebas didalamnya
yang sempit itu, (4) dan yang terbaru, pengamen. Karena lahan ngamen
sudah semakin sempit, angkot pun akhirnya dipake ngamen juga.
Kebanyakan asal genjreng, lagu kemana musik kemana, dan
seperti foto diatas nyanyinya keluar lagi, jadi bukan untuk
diperdengarkan kepada hadirin penumpang mercedes rakyat itu.
The Kuw Muh Elite Village. Ini khas pemukiman elit Indonesia yang disebut kawasan “The Kuw Muh Elite Village.”
Tidak elit gimana, adanya di posat kota metropolitan Jakarta.
Disamping komplek elit ini adalah gedung-gedung menjulang tinggi,
kapitalisme mengangkang penuh keangkuhan, hutan beton yang keras dan
individualisme yang takabur. Sekelompok manusia yang nekat hidup di
tengah keangkuhan itu akhirnya harus hidup dimana saja yang penting
bisa tidur … Jakarta dan kota-kota besar Indonesia lainnya menghadapi
problem rumit soal urbanisasi yang tidak diatur ini …
Kuda besi yang liar.
Ini yang khas dari kuda Indonesia yang sekarang gak mau makan rumput
lagi karena sudah berganti dengan premium. Spesies ini, dari Medan
hingga Jayapura, memiliki ciri-ciri yang sama: bergimung seperti lalat,
melabrak lampu merah, majunya nyerempet-nyerempet, kalau lagi macet
trotoar jadi alternatif, pejalan kaki diserempet, di stopan menuhin zebra cross
, dan melaju melawan arah. Karena produksinya tidak diatur, jalur
khusus tidak dibuatkan, penegakkan hukum hanya soal tilang lalu polisi
dapet duit, pengaturan sepeda motor akhirnya menjadi sangat susah dan
rumit untuk rapih dan tertib. Hidup di Indonesia benar-benar merdeka.
Hidup Indonesia ….!!
Bawaan tanpa perhitungan.
Hanya di Indonesia, ada sepeda motor, becak atau orang jualan yang
barangnya “menjulang tinggi ke angkasa” hingga menutupi pengendaranya.
Atau, bawaannya tidak seimbang dengan pengendara dan Polisi tidak
menegurnya atau menilangnya. Tidak ada keketatan di jalan raya di
Indonesia demi keselamatan penumpang. Pedagang juga sama. Seperti foto
diatas, barang-barang setoko dimasukin semuanya ke roda dagangannya.
Ada gak ya di Amerika atau Jepang pemandangan unik begini??
Berdesakan.
Di Indonesia, budaya antri adalah sangat mahal, karena mahal dan
jarang ditemukan ketertiban berantri, jadinya ya khas Indonesia. Antri
baru hanya ada di lembaga-lembaga modern seperti bank,
kantor-kantor pemerintah dan swasta, kampus dll. Tapi berapa persen
itu? Itu hanya pemandangan kecil di wilayah perkotaan, sedangkan
kota-kota hanyalah titik-titik di negara besar Indonesia. Umumnya, di
masyarakat terutama di pedesaan dan wilayah rurban (desa-kota) masih
susah dengan budaya antri. Dan ada yang menarik, kalau pun
masyarakat kita antri, biasanya badannya sampai bersentuhan bahkan
merapat, sesuatu yang tidak ada di negara maju. Apalagi bila sudah
ngantri kebutuhan pokok. Kesadaran rendah, penduduk yg terlalu banyak
dan lahan yang sempit semua menyatu menjadi “adonan kekesalan” yang
susah untuk di atasi. Kalau Anda, tidak merasakan ini khas
Indonesia, coba sekali2, jangan diam di kantor mewah dan modern saja,
di tempat-tempat yang nyaman saja, sekali2 ke daerah, ke terminal,
ke tempat2 berjubel menyatu dengan masyrakat kecil agar merasakan
aslinya Indonesia.
Juara korupsi.
Ini yang menjadi kebanggaan Indonesia berpuluh-puluh tahun, sejak
Orde Baru hingga kini Orde Reformasi. Korupsi belum berubah dan masih
susah diberantas. Coba, kabupaten, propinsi dan lembaga mana yang
benar-benar bersih korupsi di Indonesia? Tidak ada, yang ada adalah
belum terungkap. Berkali-kali Indonesia menempati ranking pertama alias
“the best” diantara negara paling korup di dunia. Kalau tidak ke-1,
ya ke-2 atau ke-3. Budaya korup di kita merata dari supir angkot,
pedagang kecil, pedagang di pasar hingga para pejabat tinggi, anggota
DPR/MPR, bahkan lembaga peradilan tinggi yang seharusnya mengadili
para koruptor. Benar-benar parah dan menyedihkan. Tapi itulah
Indonesia yang kita cintai. Tentu saja kita muak. Tapi hanya muak,
salah. Yang benar adalah mulai dari diri sendiri untuk tidak
melakukan korupsi dari yang kecil-kecil seperti menipu, berbohong,
curang, rakus dsb. Inilah akar-akar perilaku korupsi. Dan marilah
kita dukung KPK sekuat-kuatnya.
Budaya latah. Inilah budaya khas Indonesia “modern” yang paling kampungan, memuakkan dan menyebalkan: BUDAYA LATAH!!!!! Ada American Idol, ikuuutt… Indonesian Dodol!!
Mbok ya bikin yang idenya asli Indonesia, apa gak bisa?? Katanya
banyak yg pinter-pinter. Acara latah begini banyak sekali di TV kita,
yang tidak berangkat dari budaya dan tradisi Indonesia. Para pemilik
dan pengelola televisi, adalah yang paling parah dan kampungan dalam
soal mengembangkan budaya dan mental latah ini. Mental para pengelola
televisi, para pengelola acara entertainment benar-benar udik!!
Miskin pendirian, miskin ide, miskin mikir, miskin kreatifitas.
Penyakit parah ini menganggap ‘keren’ dan ‘modern’ apa saja yang
datang dari Barat. Ini mental rendah diri yang parah, mental
inlander. Padahal, banyak sekali acara yang tidak cocok untuk
masyarakat kita yang relijius dan kaya raya dengan ragam budaya ini.
Para pengelola televisi yang pinter-pinter dan sukses di kota-kota
itu sangat bodoh bahwa kita memiliki ratusan etnis, ratusan bentuk
budaya dan tradisi, puluhan bahasa daerah dan dialeknya. Mana
acara-acara TV yang mengangkat kekayaan tradisi bangsa itu? Mana
acara-acara yang mendorong cinta tanah air dan nasionalisme? Tidak
ada!! Generasi muda kita terus dicekoki oleh yg hingar bingar, yang
hiruk pikuk, yang sekuler, yang datang dari luar. Akhirnya, artisme
dan selebritisme menjadi pujaan, menjadi ideologi dan orientasi hidup
anak-anak remaja. Kalau tidak kenal artis, kuno. Kalau tidak punya
artis pujaan, kampungan. “Cita-cita luhur” banyak remaja sekarang
adalah jadi artis sinetron. selebriti, model, jadi anak band. Cita-cita sampah!! “Aktifitas termulia” banyak remaja sekarang adalah shooting, audisi, nyanyi, kejar tayang, Icih Fansclub, Ijah fansclub.
Yang begituan aja!! Idola para remaja bukan lagi para pahlawan bangsa
atau mereka yang berprestasi seperti juara olimpiade
matematika/fisika atau juara olah raga.
Diposkan oleh
ardeblogger
di
20:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar